Ada lomba lari marathon di
negri antah berantah…
Hadiahnya adalah kemuliaan…
Pesertanya banyaaak
sekaliiiii…
Semua bersiap di garis
start…
Menunggu juri menembak
pistol, aba2 dimulainya lomba…
Dor, semua peserta berebut
lari didepan…
Tak jauh dari garis start…
Ada yang sibuk mencari
tumpangan ojek…
Ada yang segera berbelok
menuju jalan pintas…
Namun ada yang terus
berlari di jalur lomba…
Sampai-sampai sang panitia
terheran-heran…
Segera mendekatinya dan
bertanya…
“Kenapa kau tak cari
sesuatu?”…
Setelah sekian waktu…
Nampak pemandangan di
garis finish…
Semua beradu cepat
mencapai garis finish…
Tak nampak lagi, mana yang
naik ojek…
Mana yang berlari melewati
jalan pintas…
Semuanya tampak sama
seperti berlari sepanjang jalur lomba…
Dan akhirnya munculah sang
juara…
Diatas panggung disaksikan
oleh semua penonton…
Sang pejabat tertawa
bangga mengangkat tangan sang juara…
Tak peduli bagaimana caranya…
Sang juara tak kalah keras
tawanya, mewakili rasa bangganya…
Tak peduli bagaimana caranya…
Tibalah waktu olimpiade
marathon…
Negri antah berantah tak
mengirimkan wakilnya…
Jujur atau bodoh tipis
batasnya, susah untuk dibedakan…
Baik atau buruk bukan lagi
soal standar nilai…
Bukan lagi tentang tatanan
moral…
Hanya masalah persepsi dan
perspektif…
Tergantung sudut
pandangnya…
Maling dilingkungan
maling, belum tentu buruk…
Alim dilingkungan maling, mungkin
bukan sosok yang baik…
Yang baik adalah siapa
yang sama dengan kita, lebih2 yang mendukung kita…
Yang buruk adalah yang
berbeda dengan kita, lebih2 yang mengkritisi kita…
Yang tersisa hanyalah persepsi dan perspektif…
0 comments:
Post a Comment