Saat ini banyak symptom yang kita lihat bahwa kesadaran beragama telah kehilangan sukma transformatifnya, beragama hanya sebagai alat pencitraan diri. Banyak kamuflase semarak ritual beragama, ada yang melakukan repetitif ibadah haji, namun dalam kesempatan lain melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang yang beriman, ada yang dalam kehidupan sehari2 tidak mencerminkan kehidupan seorang muslimah yang baik, tiba2 dalam bulan suci ramadhan berperilaku santun sebagai mana muslimah yang baik. Paradoks kehidupan beragama seperti ini sudah sangat jamak kita lihat disekitar kita.
Hal ini terjadi karena kehidupan beragama berada pada ruang yang exclusive, terpisah dari kehidupan sosial, kesadaran beragama berada diluar tindakan praktis. Disini terjadi kekacauan konseptual dalam mempertalikan peribadatan agama dengan tindakan praktis. Ritualitas agama bermakna hampa, hanyalah sebagai pemenuhan terhadap tuntutan yang bersifat legalistik formal. Selalu berpijak pada tataran pemikiran kalkulatif dan matematis menurut takaran pragmatisme dan materialisme.
Marilah dengan sekuat tenaga kita lakukan balancing dalam hidup ini sehingga kesadaran beragama kita dapat mewujudkan kesalehan sosial....Amin
april 19, 2009
0 comments:
Post a Comment