Film lawas besutan th.2003, The
Last Samurai adalah salah satu film favorite saya, selain acting seorang Ken
Watanabe sebagai seorang Samurai yang menurut saya bagus banget, ada yang lebih
utama yaitu pesan moral yang disampaikan dalam film tersebut tentang jiwa
pengabdian dan pengorbanan seorang Leader, dan secara overall film tersebut digarap
dengan sangat baik untuk ukuran saya yang tidak begitu paham what a good movie
is.
Saya sudah tonton 4x film
tersebut, namun demikian tetap saja tidak membosankan bagi saya, terutama saat
mengikuti dialog antara seorang samurai dan tawanannya. Sempat terlintas dalam
benak saya bahwa menonton film tersebut bisa menjadi syarat wajib pelantikan
seorang pejabat di negri ini, untuk pembelajaran tentang apa itu “DIGNITY”.
Kalau saya gak salah ingat, DI
pernah mengajarkan sesuatu yang sederhana dalam membentuk community yang baik.
Suatu kelompok secara umum dapat dibagi menjadi 3 bagian, 10% orang baik, 10%
orang jahat, 80% golongan so-so yang bisa kekiri atau kekanan tergantung arah
anginnya. Maka carilah pimpinan dari kelompok 10% yang baik itu, sehingga dia
akan mencari pendampingnya dari kelompoknya, as a consquences akan mampu
membawa 80% kelompok So-So tertiup angin ke sisi baik, sehingga hanya tersisa
10% kelompok jahat, maka seiring berjalannya waktu mereka akan tergilas punah.
Sekilas nampak hebat theory sederhana itu, namun sulit diwujudkan, karena yang
menentukan pimpinan seringkali mengambil dari kelompok yang tidak kita
harapkan. Wal hasil, kita masih saja mendendangkan lagunya Dian Piesesha “Kita
(aku) masih seperti yang dulu....”
Kemudian ada ide menarik dalam
film Robocop, untuk menegakkan keadilan ditengah “Lack of Social Trust”,
Justice is created with robots, the main reason adalah “machine is free form
coruption”. Kalau memang susah menemukan manusia amanah di zaman now, ide
ngawur ini mungkin saja menjadi sangat rasional. Tentunya dengan mega syarat, bahwa yang meng-create SYSTEM & MACHINE tersebut harus betul2 manusia yang sangat
baik dalam segala hal. Dan kalau ketiga ide diatas disatukan, mungkin saja kita
tak perlu menunggu terlalu lama untuk mewujudkan cita2 sila ke-5 Pancasila.
Dalam kepercayaan masyarakat
jawa ada 3 jenis mimpi, yaitu Titi Yoni, yaitu mimpi yang terjadi sebelum
tengah malam, dimana mimpi pada periode waktu ini tidak bermakna penting, dan lebih
dipengaruhi oleh aktifitas keseharian. Berikutnya adalah mimpi yang terjadi
pada periode antara pukul 00.00 – 03.00, disebut Ganda Yoni yaitu mimpi yang
jika mampu menafsirkannya dapat mengungkap jati diri kita sebenarnya. Dan yang
terakhir adalah Puspa Tajem, adalah mimpi yang terjadi pada ujung sepertiga
malam terakhir, dan mimpi ini diyakini sebagai petunjuk dari gusti Allah
ingkang murbeng dumadi, tentunya hal ini sangat tergantung dengan kualitas
keimanan kita.
Nah, corat-coret diatas,
termasuk mimpi penulis yang mana....atau malah termasuk mimpi seorang
pemabuk....dan mungkin yang terakhir ini yang paling benar.
Terakhir, mas Bro & mBak
Sis, tut mir leid, jika script above smells like garbage, perhap....
0 comments:
Post a Comment