Wisata Kaki Langit Desa Taji,
Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, mulai populer sejak tahun 2019. Desa wisata
ini menjual nuansa pegunungan, dengan atraksi unggulannya adalah Kopi Taji
Lereng Bromo, begitu mereka menyebutnya. Disana para pengunjung bisa menikmati
sajian kopi dengan pilihan penyajian yang cukup bervariasi, disamping itu juga
menyediakan edukasi kopi kepada para wisatawan. Di ketinggian 1.200 mdpl, kita
bisa menyaksikan dengan jelas Gunung Semeru, Gunung Bromo, Gunung Kukusan,
Gunung Plawangan, Gunung Tunggangan, yang mengitari desa Taji, bahkan Gunung
Arjunapun nampak dari sana. Dari jalan raya Malang-Tumpang, untuk menuju desa
Taji dapat di akses melalui pangkalan ojek “Kenongo”
yang terletak di KM 14.1 dari pertigaan Blimbing (Masjid Sabilillah). Dalam
perjalanan menuju desa Taji, banyak Coban (Air Terjun) yang dilewati, 2 yang
paling favorit adalah coban Jahe dan coban Siuk, jarak tempuhnya kurang lebih
12 Km, dengan jalan yang sangat menanjak, dari posisi 580 mdpl menuju 1.200
mdpl, sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan pegunungan yang sangat elok.
Niat gowes kesana sebenarnya
sudah ada sejak lama, namun karena bayang2 “slope gila” yang harus ditaklukkan,
membuat maju-mundur untuk menjalaninya. Akhirnya datang tantangan dari mas
Insan yang terus menerus ngajak gowes kesana, saya putuskan Sabtu tanggal 20
Juni 2020, kami taklukkan TAJI. Malang tak dapat ditolak, yang ngajak malah gak
bisa jalan karena orderan project pasca Corona tidak mau ditunda lagi, akhirnya
berlima Saya pak We, mas Boiy, pak Dhe mBeng, pak Arifin dan mas Fuad
membulatkan tekad menaklukkan desa wisata Taji, Kecuali mas Fuad, semuanya old
Crack manusia above fifty. Tikum Pangkalan Ojek Kenongo jam 06.30, karena
berlima tinggal di arah yang berbeda2. Saya dan mas Fuad berangkat dari rumah
jam 5.45 dengan harapan on time sampai tikum, ternyata over confidence, selang
waktu 45 menit terlalu pendek untuk ukuran kekuatan otot kaki dan nafas kami, sebagai konskuensinya kami genjot pedhal sepeda sekuat tenaga dengan harapan on time sampai
tikum, sehingga sangat menguras stamina kami, 17 km menanjak sepanjang jalan.
Setelah beristirahat sejenak, kami
berangkat menuju Taji, sampai pertigaan ke Coban jahe (± 6 km) track-nya relatif flat. Setelahnya,
tanjakan gila berkali-kali harus kami taklukkan, dan beberapa kali kami harus
berhenti sejenak untuk istirahat minum dan melemaskan otot, sampai akhirnya
etape Coban Siuk bisa diselesaikan dengan lancar. Mas Boiy, pak Dhe mBeng dan
pak Arifin, mekipun termasuk manusia almost sixty, selalu saja berada di depan
saya dan mas Fuad, betul2 otot kawat balung wesi nafas ketel uap. Setelah
menikmati indahnya coban Siuk dan pengambilan foto2 kenangan, kami lanjutkan
etape kedua menuju Kopi Taji yang berjarak kurang lebih 1.2 Km. Jalannya masih
sangat menanjak dan bertiga mereka masih juga didepan kami berdua, sampai
akhirnya sampailah kami di salah satu kedai kopi yang ada disana.
Disana sudah banyak para
pengunjung, baik yang bersepeda motor maupun tukang gowes yang memenuhi kedai
kopi. Kamipun segera memesan kopi sebagai pembuktian apakah benar cita rasa
kopi Taji memang sedap sesuai kabarnya. Saya dan mas Fuad Arabika V60, mas Boiy
pesan Vietnam Drip dengan carnation, pak Dhe dan pak Arifin memesan es kopi
susu (yang dua terakhir ilat-e ndesa...he3x). Karena lokasi tanamnya diatas 1.200
mdpl cita rasa kopi Taji menurut saya cukup khas meskipun tidak senikmat Arabika
Gayo favorit saya, karena lumayan nikmat mas Fuad pesan 2 bungkus rosted whole
bean @ 100gr, satu bungkus untuk saya. Menikmati kopi + sebatang rokok (saya
dan pak Dhe mBeng), sambil buka bekal nasi dari rumah sungguh nikmat yang tiada
tara, kalaupun tidak bawa bekal, bisa pesan makanan di warung yang tidak jauh
dari kedai kopi. Ngobrol diantara kami, juga dengan sesama peng-gowes, foto2 di
spot yang sudah disediakan, adalah hiburan murah, menyehatkan dan paling
penting membahagiakan.
Setelah puas kami beristirahat,
mulailah cerita horornya. Rupaya mas Boiy tidak ingin mengambil rute balik
dijalan yang sama, yang jelas2 menurun sepanjang jalan sampai rumah, namun
mencoba mengambil rute lain, memutari bukit Plawangan, tembus jalan raya Pakis-Nongkojajar
(Kemiri). Kami ikuti saja maunya Dia, awalnya jalan menurun dengan pemandangan
dikiri kanan perkebunan yang sangat elok, sampai berhenti di tempat datar untuk
berfoto sejenak, sembari foto mata kami menatap jalan meliuk-liuk di lembah
jauh dibawah kami. Alamaak, bisa dibayangkan setelah turun tersebut pasti
naiknya nggak ketulungan. Benar saja kami terpaksa harus melewati jalan makadam
menanjak yang cukup terjal, malang bagi pak Dhe mBeng, rotor sepeda tregores kanvas
rem sehingga menimbulkan suara berisik, setelah kami check ternyata kanvas rem-nya
sudah sangat-sangat tipis, ditambah minyak remnya juga berkurang sehingga fungsi
hidrolisnya tidak normal, yang mengakibatkan piston tidak bisa kembali dengan
sempurna. Setelah “diakali” akhirnya rem bisa berfungsi kembali. Tanjakan ini
berakhir di lokasi wisata desa Bukit Plawangan, yang baru saja dibuka seminggu
yang lalu. Wisata ini menyajikan keindahan batu-batu besar diatas bukit, dengan
pemandangan pegunungan disekelilingnya, hanya saja diperlukan usaha yang
relatif berat untuk mencapainya, mendaki lebih dari satu jam. Karena kondisi
physical kami sudah terkuras dan masih harus menyelesaikan etape terakhir
menuju malang lewat kemiri yang masih harus menempuh jarak lebih dari 30 km, dan
juga harus mengejar sholat dhuhur, akhirnya saya putuskan untuk tidak naik ke
bukit Plawangan.
Setelah istirahat sholat dhuhur
di Masjid Sunan Muria, dusun Manggungan, desa Blarang, kami lanjutkan
perjalanan, masih terus menurun jalannya, di kiri kami nampak bukit Plawangan dengan
batu2 besar menonjol yang menjadi daya tariknya terlihat sangat elok dari
kejauhan, akhirnya sampailah kami di jalan raya Pakis-Nongkojajar (± 150 meter
sebelum kantor Desa Tlogosari Kecamatan Tutur Pasuruan). Dari titik ini sampai
tikungan maut jalan raya Pakis-Nongkojajar masih berjarak kurang lebih 1.9 Km,
jalan hotmixed menanjak. Rupanya jalan raya Pakis-Nongkojajar di ruas Pemkab
Pasuruan sudah diperbaiki dengan hotmixed sangat bagus dan lebar (kurang lebih
sudah setengah tahun pembangunannya), sementara di ruas Pemkab Malang
kondisinya masih memprihatinkan. Disini stamina kami benar2 terkuras, sampai2
sepeda harus kami tuntun menjelang sampai di tikungan maut. Kami beristirahta
sejenak di sini di pinggir hutan pinus yang sejuk.
Selepas tikungan maut tersebut,
jalan menuju rumah relatif terus menurun sampai Kecamatan Jabung, turunannya
sangat curam, disini speed sepeda mencapi maximum 57 km/jam, rem benar2 harus
prima. Kami berpisah dengan rombongan di traffic light pintu masuk TOL Pakis,
rombongan mas Boiy belok kiri menuju Sawojajar, sedangkan saya dan mas Fuad
lurus ke arah Blimbing. Untuk mengejar target jam 16.00 sampai rumah, kami
genjot pedal sepeda tiada henti dengan sisa2 tenaga, akhirnya sampai didepan
pagar rumah pukul 16.10.
Total waktu bersepeda yang kami
jalani adalah 10 Jam, menempuh jarak 67 Km menjelajahi 3 wilayah kerja Pemda
Tingkat II, yakni Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan, dengan
top Peak 1.325 mdpl di jalan masuk wisata bukit Plawangan, jantung dipacu rata2 125
bpm. Extreeme Excercise, extraordinary Experience, as a result very delighted.
Meskipun capek, walaupun susah, yang begini nggak bakal bikin kapok. Minggu
depan kami jadwalkan ke coban Kaca, temen blakarak-an yang pada kesempatan kali
ini tidak bisa gabung, pak Hari, pak Anang, mas Insan, ditunggu partisipasinya
minggu depan.
Demikian sahabat gowes, sharing
rute blakarak-an kali ini, semoga bisa menjadi referensi gowes bagi yang belum
pernah.
Salam 2rodaMTB
Ini sudah superman dan super team,luar biasa tanjakan naik turun extreen terlampaui.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKami sudah pernah ke Taji,namun Taji kali lanjut ke nongkojajar semakin menantang dan menjulang perasaan ini ,mantab pak we
ReplyDeleteSungguh2 luar biasa..., Klo saya dah pasti lempar handuk tanda tak mampu...hahaha
ReplyDeleteManteppp.....sayang sekali gak bisa gabung.....
ReplyDeleteNext time harus diulang....hehehe
Rute dan track yang sangat menantang dan dipenuhi keindahan alam pegunungan... mantaapp pooll...
ReplyDelete