Saturday, June 20, 2020

WISATA KAKI LANGIT DESA TAJI


Wisata Kaki Langit Desa Taji, Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, mulai populer sejak tahun 2019. Desa wisata ini menjual nuansa pegunungan, dengan atraksi unggulannya adalah Kopi Taji Lereng Bromo, begitu mereka menyebutnya. Disana para pengunjung bisa menikmati sajian kopi dengan pilihan penyajian yang cukup bervariasi, disamping itu juga menyediakan edukasi kopi kepada para wisatawan. Di ketinggian 1.200 mdpl, kita bisa menyaksikan dengan jelas Gunung Semeru, Gunung Bromo, Gunung Kukusan, Gunung Plawangan, Gunung Tunggangan, yang mengitari desa Taji, bahkan Gunung Arjunapun nampak dari sana. Dari jalan raya Malang-Tumpang, untuk menuju desa Taji dapat di akses melalui pangkalan ojek “Kenongo” yang terletak di KM 14.1 dari pertigaan Blimbing (Masjid Sabilillah). Dalam perjalanan menuju desa Taji, banyak Coban (Air Terjun) yang dilewati, 2 yang paling favorit adalah coban Jahe dan coban Siuk, jarak tempuhnya kurang lebih 12 Km, dengan jalan yang sangat menanjak, dari posisi 580 mdpl menuju 1.200 mdpl, sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan pegunungan yang sangat elok.

Niat gowes kesana sebenarnya sudah ada sejak lama, namun karena bayang2 “slope gila” yang harus ditaklukkan, membuat maju-mundur untuk menjalaninya. Akhirnya datang tantangan dari mas Insan yang terus menerus ngajak gowes kesana, saya putuskan Sabtu tanggal 20 Juni 2020, kami taklukkan TAJI. Malang tak dapat ditolak, yang ngajak malah gak bisa jalan karena orderan project pasca Corona tidak mau ditunda lagi, akhirnya berlima Saya pak We, mas Boiy, pak Dhe mBeng, pak Arifin dan mas Fuad membulatkan tekad menaklukkan desa wisata Taji, Kecuali mas Fuad, semuanya old Crack manusia above fifty. Tikum Pangkalan Ojek Kenongo jam 06.30, karena berlima tinggal di arah yang berbeda2. Saya dan mas Fuad berangkat dari rumah jam 5.45 dengan harapan on time sampai tikum, ternyata over confidence, selang waktu 45 menit terlalu pendek untuk ukuran kekuatan otot kaki dan nafas kami, sebagai konskuensinya kami genjot pedhal sepeda sekuat tenaga dengan harapan on time sampai tikum, sehingga sangat menguras stamina kami, 17 km menanjak sepanjang jalan.

Setelah beristirahat sejenak, kami berangkat menuju Taji, sampai pertigaan ke Coban  jahe (± 6 km) track-nya relatif flat. Setelahnya, tanjakan gila berkali-kali harus kami taklukkan, dan beberapa kali kami harus berhenti sejenak untuk istirahat minum dan melemaskan otot, sampai akhirnya etape Coban Siuk bisa diselesaikan dengan lancar. Mas Boiy, pak Dhe mBeng dan pak Arifin, mekipun termasuk manusia almost sixty, selalu saja berada di depan saya dan mas Fuad, betul2 otot kawat balung wesi nafas ketel uap. Setelah menikmati indahnya coban Siuk dan pengambilan foto2 kenangan, kami lanjutkan etape kedua menuju Kopi Taji yang berjarak kurang lebih 1.2 Km. Jalannya masih sangat menanjak dan bertiga mereka masih juga didepan kami berdua, sampai akhirnya sampailah kami di salah satu kedai kopi yang ada disana.

Disana sudah banyak para pengunjung, baik yang bersepeda motor maupun tukang gowes yang memenuhi kedai kopi. Kamipun segera memesan kopi sebagai pembuktian apakah benar cita rasa kopi Taji memang sedap sesuai kabarnya. Saya dan mas Fuad Arabika V60, mas Boiy pesan Vietnam Drip dengan carnation, pak Dhe dan pak Arifin memesan es kopi susu (yang dua terakhir ilat-e ndesa...he3x). Karena lokasi tanamnya diatas 1.200 mdpl cita rasa kopi Taji menurut saya cukup khas meskipun tidak senikmat Arabika Gayo favorit saya, karena lumayan nikmat mas Fuad pesan 2 bungkus rosted whole bean @ 100gr, satu bungkus untuk saya. Menikmati kopi + sebatang rokok (saya dan pak Dhe mBeng), sambil buka bekal nasi dari rumah sungguh nikmat yang tiada tara, kalaupun tidak bawa bekal, bisa pesan makanan di warung yang tidak jauh dari kedai kopi. Ngobrol diantara kami, juga dengan sesama peng-gowes, foto2 di spot yang sudah disediakan, adalah hiburan murah, menyehatkan dan paling penting membahagiakan.

Setelah puas kami beristirahat, mulailah cerita horornya. Rupaya mas Boiy tidak ingin mengambil rute balik dijalan yang sama, yang jelas2 menurun sepanjang jalan sampai rumah, namun mencoba mengambil rute lain, memutari bukit Plawangan, tembus jalan raya Pakis-Nongkojajar (Kemiri). Kami ikuti saja maunya Dia, awalnya jalan menurun dengan pemandangan dikiri kanan perkebunan yang sangat elok, sampai berhenti di tempat datar untuk berfoto sejenak, sembari foto mata kami menatap jalan meliuk-liuk di lembah jauh dibawah kami. Alamaak, bisa dibayangkan setelah turun tersebut pasti naiknya nggak ketulungan. Benar saja kami terpaksa harus melewati jalan makadam menanjak yang cukup terjal, malang bagi pak Dhe mBeng, rotor sepeda tregores kanvas rem sehingga menimbulkan suara berisik, setelah kami check ternyata kanvas rem-nya sudah sangat-sangat tipis, ditambah minyak remnya juga berkurang sehingga fungsi hidrolisnya tidak normal, yang mengakibatkan piston tidak bisa kembali dengan sempurna. Setelah “diakali” akhirnya rem bisa berfungsi kembali. Tanjakan ini berakhir di lokasi wisata desa Bukit Plawangan, yang baru saja dibuka seminggu yang lalu. Wisata ini menyajikan keindahan batu-batu besar diatas bukit, dengan pemandangan pegunungan disekelilingnya, hanya saja diperlukan usaha yang relatif berat untuk mencapainya, mendaki lebih dari satu jam. Karena kondisi physical kami sudah terkuras dan masih harus menyelesaikan etape terakhir menuju malang lewat kemiri yang masih harus menempuh jarak lebih dari 30 km, dan juga harus mengejar sholat dhuhur, akhirnya saya putuskan untuk tidak naik ke bukit Plawangan.

Setelah istirahat sholat dhuhur di Masjid Sunan Muria, dusun Manggungan, desa Blarang, kami lanjutkan perjalanan, masih terus menurun jalannya, di kiri kami nampak bukit Plawangan dengan batu2 besar menonjol yang menjadi daya tariknya terlihat sangat elok dari kejauhan, akhirnya sampailah kami di jalan raya Pakis-Nongkojajar (± 150 meter sebelum kantor Desa Tlogosari Kecamatan Tutur Pasuruan). Dari titik ini sampai tikungan maut jalan raya Pakis-Nongkojajar masih berjarak kurang lebih 1.9 Km, jalan hotmixed menanjak. Rupanya jalan raya Pakis-Nongkojajar di ruas Pemkab Pasuruan sudah diperbaiki dengan hotmixed sangat bagus dan lebar (kurang lebih sudah setengah tahun pembangunannya), sementara di ruas Pemkab Malang kondisinya masih memprihatinkan. Disini stamina kami benar2 terkuras, sampai2 sepeda harus kami tuntun menjelang sampai di tikungan maut. Kami beristirahta sejenak di sini di pinggir hutan pinus yang sejuk.

Selepas tikungan maut tersebut, jalan menuju rumah relatif terus menurun sampai Kecamatan Jabung, turunannya sangat curam, disini speed sepeda mencapi maximum 57 km/jam, rem benar2 harus prima. Kami berpisah dengan rombongan di traffic light pintu masuk TOL Pakis, rombongan mas Boiy belok kiri menuju Sawojajar, sedangkan saya dan mas Fuad lurus ke arah Blimbing. Untuk mengejar target jam 16.00 sampai rumah, kami genjot pedal sepeda tiada henti dengan sisa2 tenaga, akhirnya sampai didepan pagar rumah pukul 16.10.

Total waktu bersepeda yang kami jalani adalah 10 Jam, menempuh jarak 67 Km menjelajahi 3 wilayah kerja Pemda Tingkat II, yakni Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan, dengan top Peak 1.325 mdpl di jalan masuk wisata bukit Plawangan, jantung dipacu rata2 125 bpm. Extreeme Excercise, extraordinary Experience, as a result very delighted. Meskipun capek, walaupun susah, yang begini nggak bakal bikin kapok. Minggu depan kami jadwalkan ke coban Kaca, temen blakarak-an yang pada kesempatan kali ini tidak bisa gabung, pak Hari, pak Anang, mas Insan, ditunggu partisipasinya minggu depan.

Demikian sahabat gowes, sharing rute blakarak-an kali ini, semoga bisa menjadi referensi gowes bagi yang belum pernah.

Salam 2rodaMTB

6 comments:

  1. Ini sudah superman dan super team,luar biasa tanjakan naik turun extreen terlampaui.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Kami sudah pernah ke Taji,namun Taji kali lanjut ke nongkojajar semakin menantang dan menjulang perasaan ini ,mantab pak we

    ReplyDelete
  4. Sungguh2 luar biasa..., Klo saya dah pasti lempar handuk tanda tak mampu...hahaha

    ReplyDelete
  5. Manteppp.....sayang sekali gak bisa gabung.....
    Next time harus diulang....hehehe

    ReplyDelete
  6. Rute dan track yang sangat menantang dan dipenuhi keindahan alam pegunungan... mantaapp pooll...

    ReplyDelete

resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut