Kehidupan ini diciptakan Tuhan dengan keaneka ragaman yang berwarna-warni, didukung fakta bahwa manusia diciptakan dengan akal dan nafsunya. Tidak perlu kaget dengan kejanggalan yang terjadi didepan mata kita, itu karena kita masih belum mampu memahami dari perspektif manusia yang menjadi sebab sesuatu itu terjadi. Termasuk ironi-ironi yang menurut nilai-nilai kita adalah suatu hal yang mustahil, dan faktanya terjadi.
On the way Malang-Surabaya, rutinitas yang harus saya jalani setiap senin pagi, termasuk rutinitas mendengarkan radio FM 100MHz Suara Surabaya, sejak roda depan mobil menyentuh aspal Lawang, karena di daerah tersebutlah suara penyiar SS FM mulai terdengar jelas di radio saya. Kata si penyiar, seorang kader partai politik besar, dengan jabatan tinggi dalam partai itu, menyampaikan bahwa “Kalau politik uang sudah bicara, maka rusaklah tatanan negara ini” begitulah kurang lebihnya yang dia sampaikan. “Loh...apa gak salah nih”, menyampaikan aib yang selama ini mereka lakukan, melakukan segala cara, termasuk dengan uang, untuk menggapai tujuan politiknya. Parahnya lagi, saat ini tokoh penting dari kelompoknya lagi gencar-gencarnya menghamburkan uangnya untuk mencapai ambisi pribadi, melebihi kepentingan kelompoknya, apalagi kemaslahatan umat manusia Indonesia. “Sangat Ironis” itulah yang ada dalam benak kita manusia “sehat”.
Seperti yang saya sampaikan tadi, “Aja sok gumunan, aja sok kagetan”, itulah dunia. Di Departemen Agama, terjadi tindakan menguntungkan diri pribadi pada kegiatan pengadaan Kitab Suci Al-qur’an, oleh pejabat tinggi departemen tersebut. Pemikiran normal, tentulah tidak mungkin departemen yang mengurusi tata kelola kehidupan beragama di negri ini, yang seharusnya memberikan rekomendasi atau endorsement atas kebaikan, malah berbuat sebaliknya. Tidak mungkin seorang pejabat tinggi dari departemen agama yang seharusnya secara alamiah sudah terseleksi baik, dan harus menjadi tauladan baik, berbuat sebaliknya. Dan juga tidak akan mungkin orang dari kumpulan “Golongan Baik”, yang seharusnya sudah terseleksi alam, dan mungkin sangat memahami ajaran Al-Qur’an tega melakukan manipulasi terkait dengan Kitab Al-qur’an yang nota bene adalah kitab suci dari beliefe yang dia anut. Apakah Al-qur’an sudah tidak lagi ditakuti?...memang hanya kepada Allah Swt. Saja kita harus takut, Al-qur’an hanya berisi wahyu Allah yang wajib dipahami agar kita menjadi takut kepada Allah. Logika yang menurut cara berpikir “manusia normal” tidak akan terjadi, tapi terjadi.
Alasan kenapa “Ironi” itu terjadi adalah karena kita tidak berani “jujur”, jujur dengan orang lain maupun jujur dengan diri kita sendiri.
Semua ironi itu semoga menjadi pembelajaran kita agar menjadi orang yang lebih sabar dan berpikir positif. “Manusia jahat itu bukan berarti dia tidak mau melakukan kebaikan, hanya belum mengerti bagaimana caranya”. Untuk itu tugas kita untuk senantiasa menyerukan kebaikan dan mengajak melakukan kebaikan, sehingga dapat menjadi pengingat kepada saudara kita yang sekarang masih “jahat”. Dan jangan lupa bahwa, yang merasa menjadi manusia “baik”, pasti punya banyak sisi jahat, yang harus terus menerus diperbaiki.
Bagi yang tidak mampu ber-tablig secara lisan, marilah menjaga diri untuk senantiasa berbuat baik, agar dapat menginspirasi saudara kita yang belum mengerti cara berbuat baik.
Surabaya, 30 Juli 2012.
0 comments:
Post a Comment