Saturday, February 8, 2020

BROMO CELENG ROUTE


Berangkat dari suka browsing cerita gowes, mencari referensi untuk kegiatan sabtu-minggu dengan temen2  blakrakan, saya tertarik dengan rute Bromo New Celeng. Sebetulnya temen2 komunitas sudah ada yang pernah men-jajal rute tersebut dengan bantuan marshall, namun belum ada kecocokan waktu untuk meng-guide saya mencicipi rute tersebut. Lama terpendam belum dapat direalisasikan, dan keinginginan untuk menikmatinya masih terus terngiang, sampai pada suatu saat buka2 Youtube menemukan video-nya mas Yuniar Setiawan & mas Setyo Permono,....”wunderbar, Deutsche gesacht” bagus banget cara ambil gambarnya, jempol tiga untuk mas berdua.

Selama akses ke titik start tidak terlalu sulit, saya sudah biasa explore track gowes baru tanpa bantuan marshall, dan sudah saya lakukan berkali2, di Cangar, Lembah Seribu, Panderman-Coban Tengah, Lembusura Kelud, dll. Kali ini dengan ditemani sahabat “blakrak-an” mas Boiy, ditambah Pak Hari n P. Anang dari komunitas gowes Orong-Orong kami bersepakat untuk menjajal rute new Celeng pada Sabtu 8 Februari 2020. Oh yaa, tambah satu lagi mas Insan tetangga rumah, anak muda yang juga hobi blakrakan. Sedikit tips, untuk explore rute baru sebaiknya dilakukan dengan sedikit anggota yang cadangan nafas dan otot-nya seimbang agar tidak boros waktu, dan yang penting semua harus yang dapat menikmati “susahnya” perjalanan gowes, baik itu karena rintangan track, kesasar dan harus balik, maupun tanjakan tajam yang berpotensi memadamkan asa, he3x...intinya harus bisa happy dalam kondisi apapun.

Kami berangkat pagi2 dari malang, pukul 07.00 sudah sampai Jemplang. Perlu diketahui bahwa pada saat ini bertepatan dengan kebijakan dari Balai Besar TNBTS untuk memberlakukan Car Free Month selama satu bulan penuh 24 Januari s.d 24 Februari 2020, hal ini ditujukan untuk menghormati kearifan lokal masyarakat Tengger, disamping itu juga memberikan waktu bagi kawasan Bromo untuk memulihkan ekosistem yang ada dari paparan gas karbon monoksida. Semua akses masuk kawasan Bromo diportal sehingga tidak memungkinkan kendaraan bermotor untuk memasuki kawasan tersebut, kalaupun ada wisatawan yang memaksa masuk harus berjalan kaki atau memanfaatkan jasa angkutan kuda. Dapat dibayangkan betapa sepinya kondisi Bromo saat itu, tidak seperti biasanya hiruk pikuk lalu lalang kendaraan Toyota HardTop yang mengangkut wisatawan, yang menurut catatan statistik BB-TNBTS sepanjang tahun 2019 kunjungan wisatawan dalam dan luar negri mencapai 690 ribu.

Bromo serasa milik kami berlima, setelah menikmati kopi panas dan pisang goreng “dingin” di Warung Jemplang, pukul 08.00 kami gowes sepeda beriringan. Karena belum pernah melalui rute Celeng ini, dan hanya mengira2 saja, maka saat melewati jalan pintas rute Celeng, kami tidak yakin bahwa belokan tersebut adalah akses masuknya, setelah 100 meter gowes barulah kami menyadari bahwa tidak akan ditemui lagi jalan pintas kebawah di depan. Akhirnya kami balik dan masuk jalan pintas tersebut, dan setelah kami temui beberapa point of view yang sama dengan yang ada di youtube barulah kami yakin benar adanya. Hampir sepanjang rute ini adalah single track, ditengah hamparan semak menghijau yang sangat indah, di tengah rute ada ngarai yang cukup panjang dimana kita gowes dipinggirnya, yang nampak semakin mempesona bagi siapapun yang melihatnya. Kami juga menjumpai penggalan jalan yang longsor, sehingga dengan terpaksa harus menyusur sungai kering kurang lebih 50an meter. Rute Celeng ini berada di arah barat daya gunung bromo, sehingga kita hanya bisa menikmati badan gunung Bromo bagian barat, jangan harap menikmati lautan pasir pada rute ini, karena kita berada pada sisi yang berseberangan, dengan gunung Bromo berada ditengahnya. Akhirnya kami sampai di padang Teletubbies, sungguh memprihatinkan, kondisinya sangat gersang, tidak kami jumpai sehelaipun rumput teletubbies yang melambai2 kala tertiup angin, yang menjadi favorite wisatawan untuk melakukan selfie, meskipun musim penghujan menumpahkan air langit hampir setiap hari.

Karena pickup kami tidak bisa turun, maka berlima, kami kayuh pedal sepeda dengan sekuat tenaga, menaklukkan “crazy slope” Teletubbies-Jemplang sepanjang 3.6 km dengan elevation gain 275m (hitung sendiri sudutnya pakai ASIN...he3x). Mas Boiy dengan tega dan kejamnya meninggalkan kami berempat, dan menyoraki kami dari atas menjelang kami sampai. Overall, kami menempuh jarak 11.66Km, dan rute new Celeng sendiri kurang lebih sekitar 6Km, tidak panjang memang, namun panjang banget nempelnya di memori kenangan kami dan dipastikan tak segan untuk mencobanya kembali. Demikian uraian gaya bahasa pakWe, jika tak puas dengan penuturannya, silahkan simak cerita bergambar pada tautan youtube dibawah.

Akhirnya salam 2rodaMTB.


0 comments:

Post a Comment

resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut