Tuesday, July 23, 2019

GOWES SENBARA9

Kegiatan gowes saya kali ini tidak berkolaborasi dengan rekan komunitas biker08, kami berpartisipasi pada event offroad FUN bike SENBARA (Sepeda Lintas Wisata Blitar Raya), yang pada edisi ke-9 tahun 2019 bertajuk GILAS (Gowes Lintas Alas Blitar Selatan). Saya bersama tetangga sekitar tempat tinggal yang pada awalnya berlima akan mengikuti kegiatan funbike tersebut, namun sayang satu orang membatalkan keikutsertaan pada hari keberangkatan, beruntung ada satu rekan anggota komunitas biker08 yang menggantikannya.

Event Senbara#9 dihelat pada Minggu 21 Juli 2019, dengan lokasi start-finish di Terminal Patria kota Blitar, dengan waktu start jam 06.00. Karena kami domisili di Malang, maka kami berangkat dari Malang pada hari Sabtu tanggal 20 Juli 2019 dan menginap di rumah sepupu di Desa Gandusari kec. Talun, yang letaknya cukup jauh, yaitu kurang lebih 15 km dari lokasi event. Kami tiba kira2 jam 20.00, dan karena waktu makan sudah lewat terlampau panjang dan rasa lapar juga sudah sampai ubun2, kamipun langsung santap olahan menthok pedas yang memang sudah dipersiapkan untuk kami. Setelah puas bersantap dan hilang rasa lapar, kamipun ngobrol bersama tuan rumah sambil menikmati suasana desa di malam hari, akhirnya jam 23.00 kami bubar untuk menghimpun tenaga buat keesokan hari.

Jam 05.30 kami berangkat menuju kantor Telkom Blitar untuk parkir kendaraan, selanjutnya sepeda kami gowes menuju lokasi start yang berjarak kurang lebih 3 km, tiba dilokasi start jam 6.30 kami dapati sebagian peserta masih melakukan senam bersama. Kira2 jam 07.00 dilakukan pemberangkatan, estimasi saya jumlah peserta tidak lebih dari 500 goweser. Kami menyusur jalan Kenari kearah selatan, kemudian masuk jalan kecil pertanian menuju jembatan Trisula Blitar, selanjutnya kami menuju Gunung Betet melalui jalan kampung, pinggiran sawah, juga menyusuri sungai, sampai disini jalan relatif datar dengan pemandangan yang lumayan menghibur. Etape menuju pos pertama ditengah hutan jati sebelum puncak Gunung betet, beberapa bagian naik dan turun cukup terjal, dan mendekati puncak Gunung Betet slope-nya sangat tajam, sehingga semua peserta tiada terkecuali akhirnya menggandeng tunggangannya masing-masing berjalan menuju puncak. Perlu diketahui juga bahwa sebagain besar jalan ditengah hutan jati adalah single track, sehingga seringkali ada antrian panjang jika melalui medan yang agak extreeme. Hutan jati dimusim kemarau akan terlihat sangat gersang karena daunnya digugurkan untuk melakukan hibernasi. Saat menuruni Gunung Betet, terdapat jalan menurun extreeme diselingi bebatuan, yang sebetulnya bisa untuk uji nyali bagi yang senang mengambil resiko, namun karena level biking peserta tidak sama, akhirnya kesempatan itupun sirna disebabkan antrian orang menggandeng sepeda sangat panjang. Rute selanjutnya adalah menuju Bendungan Serut/ PLTA Lodoyo, pada tahap ini terdapat jalan setapak menyusur sungai sepanjang kira-kira 1.500 m, saya tidak tahu apa nama sungai tersebut, namun jika dirunut sungai ini berakhir di bendungan Karangkates. Dari Bendungan Serut menuju lokasi finish melalui jalan aspal kampung dan jalan kotamadya yang kondisinya mulus dan datar, hanya panas yang cukup mengganggu disisa-sisa tenaga yang masih ada. Dan akhirnya sampailah kami dilokasi finish sebelum jam 11.00.
  
Dari record amazfit saya, ringkasan rute gowes adalah sebagai berikut, Total jarak tempuh 25.5 Km, Durasi waktu gowes start-finish sepanjang 2 jam 52 menit, komposisi slope seluruh track gowes berdasarkan riding period adalah uphill=21%, flat=70%, downhill=9%. Dan menurut saya pribadi penyelenggaraan event ini relatif bagus, dari skala 10 saya bisa beri angka 8.5. Beberapa hal berikut sebagai alasannya, 1. Track yang lumayan menantang namun masih bisa diatasi goweser pemula, 2. Durasi dan Jarak gowes yang pas sehingga selesai sebelum waktu sholat Dhuhur, 3. Rambu petunjuk rute jelas, 4. penempatan pos istirahat yang tepat, 5. Setiap persimpangan jalan ada pengatur lalu lintas, sehingga goweser aman dari terjadinya kecelakaan, 6. Biaya relatif murah (dapat jersey bagus + snack pagi dan makan siang). Salut buat penyelenggara yang bisa mengadakan event ini sampai sembilan kali.


Demikian sobat gowes sharing kali ini dan semoga bermanfaat, dan akhirnya 
salam 2rodaMTB

Monday, July 8, 2019

TW BIKE PARK : TUTUR WELANG


Kali ini ijinkan saya berbagi cerita tentang track gowes Tutur Welang atau yang lebih dikenal dengan sebutan “TW”, track ini sudah sangat terkenal bagi kaum goweser, tidak hanya untuk komunitas Jawa Timur saja, namun ketenarannya sudah melampaui garis batas pantai pulau Jawa (alias orang luar pulau pun banyak berdatangan kesini). Karena sudah sangat terkenal, sahabat gowes tidak akan kesulitan menemukan info tentang track ini, ketik Gowes Tutur Welang, maka akan banyak sumber info yang bermunculan.

Nah, info kali ini adalah dari perspektif saya yang tentunya punya cara pandang yang berbeda dengan “informan” lainnya, karena beda pengalaman dan beda wawasan akan memberikan nuansa yang berbeda. TW Bike Park sebutan kerennya, terletak di kecamatan Tutur kabupaten pasuruan, namun lokasi finishnya berada di kecamatan Purwodadi, tepatnya di desa Semut Dukuh Welang. Track gowes ini berada di habitat hutan pinus, dengan panjang track kurang lebih 14 Km, yang hampir seluruhnya single track, contour track 50 % lebih adalah decline, selebihnya flat, sedangkan tanjakan tidak lebih dari 15%, itupun tanjakan ringan dan pendek-pendek. Bike Park ini kondisinya cukup baik, karena selain dirawat, motor trail tidak diijinkan masuk kawasan ini. Ditengah rute, ada tempat istirahat yang cukup nyaman, kita bisa duduk2 minum kopi atau makan indomie rebus di bangku2 yang sudah disediakan. Kurang lebih ¼ bagian dari rute gowes ini menawarkan banyak rute alternatif, ada yang turunan flat, ada yang banyak drop-off point yang cukup dalam, ada yang melalui tebing, dan kalau kita gowes 2 atau 3 trip maka bisa gonta-ganti rute pilihan tersebut. Salah satu yang asyik lagi adalah banyaknya bahu jalan yang miring hampir tegak, anak gowes biasa menyebutnya “BEREM”, sehingga saat melintas berem, seperti tontonan tong setan (yang tahu istilah tong setan berarti sudah tuwir, paling tidak umur 40-an...he33x). Untuk goweser pemula, jangan khawatir dengan banyaknya drop-off, karena disampingnya disediakan jalur jika tidak ingin drop atau jump. Rute diawali dengan jalan makadam kampung dilanjut jalan paving halus sampai masuk hutan pinus, didalam hutan pinus ini banyak alternatif jalan yang bisa diambil, jangan khawatir salah, semua alternatif jalan bertemu dititik yang sama yaitu tempat istirahat, kemudian dilanjut dengan track meliuk-liuk diantara pepohonan pinus dengan banyak akar melintang dan batu2 berserakan yang jika tidak waspada dapat menyebabkan kita terjungkal. Oh ya, jangan lupa membayar retribusi di tempat istirahat sebesar 15rb rupiah per sepeda. Overall, track ini sangat memanjakan goweser sejati yang menyukai tantangan.

Bagi yang ingin parking mobil penumpang, bisa langsung masuk halaman Warung Renes (warungnya para biker) di lokasi finish. Warung ini menyediakan berbagai masakan rumahan yang cocok di lidah saya. Apabila  gowes dilakukan saat musim penghujan, maka kita dapat membersihkan diri di KM yang tersedia cukup banyak di lokasi finish, sekaligus tersedia jasa cuci sepeda bagi yang tidak mau repot bersih2 sepeda sesampainya di rumah. Berikut beberapa hal teknis tekait sepeda dan teknik bersepeda yang perlu diperhatikan :

1. Karena TW Bike Track mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi, maka jangan lupa mengenakan perlengkapan sepeda yang memenuhi syarat, a.l. Helm, Decker siku dan lutut, Sepatu yang tidak licin (tidak mudah lepas dari pedal sepeda), dan bagi yang mata minus (trachoma) agar menambahkan kacamata minus clip-on pada kacamata gowesnya, oh ya....gunakan kacamata gowes clear, karena didalam hutan agak gelap karena sinar matahari terhalang dedaunan.
2. Sebaiknya tidak menggunakan sepeda jenis HardTail/HT (tanpa rear shock), karena tidak stabil dan sangat berbahaya saat dipacu pada turunan dengan kontur yang tidak rata, dan bagi yg sudah berumur apabila maksain pakai MTB HT dijamin pijat seminggu tidak akan mampu menghilangkan rasa pegal di badan.
3. Disamping rearshock, pastikan Fork harus dalam kondisi baik, dan jangan lupa mengatur knob CTD/climb-trail-descent (yg ini di fork-fox saya, merk lain punya istilah sendiri) untuk menyesuaikan kondisi track, jangan sampai posisi knob di climb sepeda sudah terlanjur meluncur deras di track bergelombang,  bisa menyebabkan jatuh, atau paling tidak lengan akan terasa sakit.
4. Karena sebagian besar track ini adalah decline, maka hati2 menekan tuas rem, jangan ditekan terus menerus untuk memperlambat laju sepeda, hal ini bisa menimbulkan panas berlebih yang terus menerus pada rotor, yang mengakibatkan seal pada kaliper bocor. Menurut hemat saya, sebaiknya tuas rem ditekan stop and go untuk memberikan waktu rotor mengalami pendinginan oleh udara. Saya merekomendasikan kampas rem yang terbuat dari bahan resin untuk jenis track TW ini.
5. Jangan menggunakan ban sepeda yang tidak di design untuk track off-road, lebih2 saat musim penghujan. Tekanan angin pada ban agar tidak terlalu keras sehingga bisa mendapat grip yang cukup, namun jangan terlalu gembos, karena mudah pecah jika terkena batu tajam.
6. Karena single track maka grup sebaiknya dipisahkan berdasarkan skill-nya, jangan sampai yang ingin memacu adrenalin berada dibelakang pemula, selain tidak menjadikan puas juga bikin rasa DONGKOL, ha3x...
7. Saat melakukan dropped, kecepatan sepeda harus cukup, jangan mengerem sebelum drop jika tidak ingin terjungkal jika drop-off nya cukup dalam. Dan bagi yang tidak berani melakukan drop, agar melewati jalur disampingnya yang sudah disediakan.
8. Hati-hati juga saat melakukan jumping, ada jump point yang letaknya berurutan dengan jarak yang cukup dekat, atau didepan jump point ada pohon yang mengharuskan kita seketika menghindar.
9. Extra hati2 dengan akar dan batu yang berserakan, seringkali hal ini menyebabkan roda depan tergelincir, lebih2 saat musim hujan.
10.Aktifitas gowes bagi para amatir, selain olah raga adalah lebih untuk rekreasi, sehingga jangan sampai hal2 yang tidak diinginkan menyebabkan kesenangan berubah menjadi musibah, untuk itu kita harus bijaksana menyesuaikan level aktifitas gowes yang kita lakukan dengan skill dan umur (terkait speed, jump, drop)

Minggu 7 Juli 2019, Bertujuh : Pace-kang Besut-David-P.Anang-P.Hari-Alam-Saya sendiri pakWe dikawal driver kami mas Huri, berangkat dari malang sekitar jam 07.00 menuju lokasi finish di dusun Welang untuk memarkir mobil station kami, dan selanjutnya sepeda dan goweser diangkut pickup menuju titik start yang terletak sekitar 100 meter dari tugu pertigaan jalan raya Tutur-Nongkojajar & Tutur-Puntir. Kira2 jam 09.00 mulailah kami menjejak pedal sepeda, karena jalan sudah banyak yang dipaving, agak sedikit membingungkan kami, karena terakhir ke TW sudah sekitar setahun yang lalu, atau tepatnya bulan Maret 2018. Perjalanan gowes relatif lancar sampai di lokasi rest area, disini terdapat jump point yang menarik rekan2 gowes untuk mencoba termasuk rombongan kami, namun sayangnya salah satu rekan kami Alam tidak bisa menguasai stang sepeda saat terbang, sehingga posisi jatuhnya tidak bagus dan mengakibatkan rider-nya terjungkal, lumayan membuat kami-kami bisa terhibur (karena moto goweser adalah “tertawa diatas penderitaan kawan sendiri”). Rupanya celaka kecil tersebut membuat rekan kami Alam trauma untuk mencoba trip kedua, dan akhirnya dia memilih menunggu di warung Renes. Entah berapa piring nasi rawon yang dihabiskan disana, ha33x.

Karena gowes kali ini fokus di TW Bike Track, maka satu trip tidak cukup, kami ulangi sekali lagi untuk trip kedua. Sekali lagi pada Jump Point yang sama, hanya bergeser sekitar satu meter saja, pak Anang terjungkal juga saat mencoba beraksi layaknya goweser Pro. Dan moto kami sekali lagi berlaku “tertawa diatas penderitaan kawan sendiri”. Usut punya usut, ternyata rekan kita pak Anang dan pak Hari adalah 2 saudara kembar beda bapak beda ibu, kemana-mana selalu bersama, dan beli sepedah pun barengan di toko yang sama, bahkan merk dan type-nya pun juga sama. Nah saat jatuh, Alam mengendarai sepeda p. Hari, dan rupanya pak Anang jatuh bukan karena skill-nya tidak mumpuni, tapi karena sepedanya yang iri pingin jatuh seperti saudaranya yang dikendarai Alam, he33x.

Demikian sobat gowes yang bisa kami bagi, semoga dapat memberikan sedikit informasi yang berbeda, dari yang sudah banyak tersaji di blogs sahabat gowes.

Salam 2RodaMTB




resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut