Sunday, December 29, 2019

TRACK GOWES LEMBUSURA


Kanjeng mami ngajak mudik ke Blitar nengok orang tua sakit.....langsung ke pikir untuk mengulang petualangan gowes ke Patung Lembusura yang pernah saya laukan 3 tahun lalu. Karena anggota gowes dari malang cuman sendirian, maka Stumpjumper26 merah saya lipat di bagasi belakang mobil tua CRV2007 kesayangan (alias gak mampu ganti yang baru, he33x...). Maka berangkatlah kami sekeluarga menuju Blitar pada hari Sabtu 28 Desember 2019.


Patung lembusura ini terletak di perbukitan diatas Gunung Gedang di wilayah Kecamatan Gandusari, dari titik reference Puncak Kelud, Patung Lembusura terletak di arah tenggara. Sedikit cerita yang saya peroleh tentang asal usul Patung Lembusura tersebut adalah sebagai berikut, patung  ini menjadi terkenal karena peristiwa letusan Gunung Kelud pada tanggal 13 Pebruari 2014. Saat terjadi letusan Kelud, muntahan material panas sampai diatas perbukitan diatas gunung Gedang yang berdampak pada terbakarnya seluruh tumbuhan hidup diatas tanah, sehingga tak sehelai rumputpun tersisa, sebagai akibatnya patung Lembusura yang sebelumnya tertutup oleh semak belukar menjadi nampak jelas ditengah-tengah perbukitan yang hangus. Untuk diketahui, bahwa pada saat terjadi erupsi Kelud masyarakat wlingi dan sekitarnya dapat menikmati tontonan lava panas yang terlihat jelas di malam hari. Saat kondisi Kelud sudah mulai aman berduyun-duyunlah masyarakat desa sekitar Wlingi melihat kondisi gunung Kelud pasca meletus dari puncak Lembusaura, karena puncak Kelud memang nampak jelas dari titik tersebut, dan elok cerita orang-orang tersebut mendapati 2 patung Lembusura yang berdiri tegak ditengah perbukitan gosong. Dan sejak saat itu kemunculan Patung Lembusura menjadi cerita mistis yang berkembang dikalangan masyarakat, padahal patung tersebut memang sudah berada disana sebelum gunung Kelud meletus, karena sengaja dibuat orang (mungkin untuk tujuan nyepi/bersemedi) dan sebelumnya tidak ada orang yang naik sampai puncak Lembusura karena memang disana tidak ada sesuatupun yang bisa dilihat atau dinikmati.

Hari Minggu 29 Desember 2019, berdua saya dengan pak Bambang sepupu saya, memulai gowes dari Rumah di desa Gandusari kira-kira jam 7.30. Perjalanan menuju Puncak Lembusura dapat saya bagi menjadi 3 etape, pertama adalah etape track asphalt jalan desa yang berjarak sekitar hampir 6 km, kemudian dilanjut dengan etape Offroad jalan tanah berpasir ditengah kebun karet sepanjang 4 km, dan etape terakhir adalah 2 km track terberat karena disamping ascent-nya gila ditambah kondisi jalannya ampun karena tergerus aliran air hujan. Ditengah perjalanan kami mendapati sahabat komunitas gowes Wlingi sedang asyik istirahat sarapan ditengah hutan gunung Gedang, mereka berjumlah 7 orang. Akhirnya kami ber-sembilan bergabung bersama2 menuju puncak Lembusura. Pada gowes kali ini sangat berbeda dengan gowes pada 2016 lalu, yang sekarang sangat-sangat-sangat berat untuk mencapai puncak, perasaan gowes dahulu meskipun berat saya masih bisa menikmatinya. Ada 2 faktor utama yang mungkin menyebabkan menjadi berat, pertama adalah umur sudah bertambah 3 tahun, tentunya ada korosi stamina, dan yang kedua saya pakai sepeda AM karena memang tujuan utamanya ingin menikmati descent sepanjang 6 km yang sangat menantang, sedangkan dahulu saya pakai jenis HT. Walapun di KM terakhir banyak aksi “TTB alias Tun Tun Bike”, karena disamping lelah sudah tak tertahankan dan juga kondisi track yang tidak memungkinkan. Akhirnya sampai juga kami lengkap bersembilan di puncak Lembusura.

Kini saatnya Rock ‘n Roll, dalam hal ini saya sendirin, karena yang lain semuanya “ahli tanjakan anti turunan”...he3x, dan sepeda mereka juga HT semua. Knee n elbow protector yang sepanjang bike hiking tadi tersimpan di dalam tas punggung, saya pasangkan dengan firm di siku dan lutut. Mulailah execution “The Main Goal” mendaki puncak Lembusura, yaitu menaklukkan descent track sepanjanjang hampir 6 Km, dan bagusnya adalah disepanjang jalur ini banyak sekali bumpy alami besar dan kecil yang sudah tersedia, sehingga sangat mengasyikan bagi siapapun untuk memacu adrenalin di track ini, ditambah kondisi track-nya yang tidak licin meski habis diguyur hujan,  karena tanahnya berpasir padat. Kalau boleh ada kata “sayang”, adalah “ No Cornering”, tidak ada belokan tajam yang bisa memaksa roda belakang sepeda kita sedikit “NGEPOT”, sepanjang jalur adalah lurus. Alhamdulillah, tidak terjatuh sama sekali, aman dan lancar sampai rumah Gandusari, tak berselang lama pak Bambang menyusul sampai dirumah.

Demikian sobat gowes petualangan pak We kali ini, semoga bisa menjadi reference bagi siapa saja yang ingin mencoba track Lembusura.

Akhirnya salam 2rodaMTB.

Saturday, December 14, 2019

MENDEK BIKE PARK


MENDEK BIKE PARK

Ternyata di Lawang ada semacam Track Tutur-Welang, meskipun tidak sepanjang TW bikepark namun ke-seruan-an offroad-nya gak kalah sama TW, bahkan disana terdapat 2 jalur yang berbeda, dengan level of difficulty yang berbeda pula, kalau menurut ukuran “ketangkasan” saya bisa digolongkan pada level Moderate dan Technical (curam dan banyak drop-off).

Sedikit mengupas Track Mendek Offroad, track ini sebagian besar adalah jalan setapak di areal ladang penduduk yg digunakan untuk akses ke ladang maupun bagi peternak yang mencari rumput. Ada satu ruas yang panjangnya kira-kira 100an meter yang diatasnya bertebaran bongkahan batu besar kecil yang cukup menyulitkan bagi para bikers untuk manaklukkannya, tentunya dengan kecepatan cukup, bukannya pelan2, saya pribadi lebih suka menyebut ruas ini sebagai “Rock Garden”. Kemudian adalagi track didalam hutan pinus yang cukup rimbun namun tidak panjang. Secara keseluruhan Track ini saya kasih Bintang 3, cukup FUN bagi goweser seperti saya ini, skill pas2an dan umur sudah cukup kadaluwarsa, tapi semangat masih Sweet Seventeen,.........wakakakak. Kalaupun ada nilai minus Track ini adalah, tentang panjangnya yang tidak lebih dari 5 km, kalau diukur dari waktu gowes, hanya butuh sekitar 30 menit untuk menyelesaikannya, satu lagi kalau masih boleh menyebut kekurangannya adalah jalur loading yang cukup panjang memutar sepanjang hampir 14km, jika mau 2-3 kali gowes.

Bonusnya, ada satu lagi track Mendek bikepark dengan level “Technical”. Bikepark ini belum sepenuhnya jadi saat kami jejaki, masih dalam proses penyelesaian. Medannya cukup lengkap, ada turunan curam, ada bumpy, ada drop, ada berem, semua tracknya jalur cepat, track buatan ini mungkin tidak lebih dari 1km, selepas itu dilanjut single track menurun sepanjang kurang lebih 2km berakhir di peternakan ayam potong. Perlu skill yang cukup dan satu lagi keberanian dan “kenekatan” untuk goweser level saya untuk mencoba track ini.

Kebetulan saya berkawan baik dengan mas David dari komunitas gowes Lawang, yang merupakan salah satu perintis pembukaan track tersebut. Dan pada Sabtu 14 Desember 2019, dia bersedia menjadi marshall kami untuk mencoba Track tersebut, berlima saya pak We, Ari “Pace” Wongkar, pak Paryono alias mBah No, mas Insan, ditambah marshall. Dari Malang kami berangkat sekitar jam 6.30, menuju titik start di Warung Ringin. Tepat 07.35 kayuhan pedal sepeda mulai diputar, sekitar 1.8 km dari warung Ringin menuju medan offroad adalah jalan asphalt desa. Untuk menyelesaikan track ini hampir tidak membelanjakan energy sama sekali selama kurang lebih setengah jam, hal ini dapat dilihat dari hasil bacaan Amazfit saya yg cuma 463 Calory Burned, yang bekerja keras adalah lengan dalam mengendalikan handlebar sepeda, dan Jantung khususnya saat me-manage tingkat ketegangan, karena bpm saya mencapai 182. Final oppinion saya untuk track ini adalah JEMPOL 3, dan harus sering2 balik sini.

Sedikit Tips, adalah jangan meninggalkan safety outware untuk gowes di track ini, helm, knee & elbow protector, minimal pakai sepatu outdoor yg tidak licin, Glove kalau ada type full, kacamata sport dan terakhir sepedanya spec AM yang dalam kondisi siap tempur. Perlu sahabat goweser ketahui bahwa rekan kami mas Insan dan mBah No beberapa kali harus berjibaku koprol dan beradu badan melawan batang pohon, karena medannya sangat sulit, sedangkan energy “kenekatannya” berlebihan, maka dari itu Safety Outware sangatlah penting untuk melakukan Riding AM seperti itu.

Satu lagi pesan bagi sahabat gowes yang sudah pada level “komersial”, saran saya sebelum membawa tamu ke area tersebut sebaiknya melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan komunitas gowes Lawang yang sudah merintis keberadaannya, setidaknya tidak semena-mena mengambil keuntungan dari jerih payah orang lain, sebagai rasa hormat kita, kecuali mungkin untuk gowes pribadi.

Akan sangat membahagiakan apabila tulisan ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya sahabat gowes, bisa menjadi referensi untuk beraktifitas gowes sehat, rekreasi dan olah raga.

Akhirnya salam 2rodaMTB.
resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut