Monday, November 18, 2019

THE TAMAN SATRIYAN


Pada kesempatan kali ini, saya berbagi kisah petualangan Kaki Semeru jilid 2,...ya karena sebelumnya kami pernah melakukannya pada April 2019 silam. Team kecil 6 orang dari komunitas gowes biker08 dan CADbikers bergabung, acara kali ini termasuk mendadak, dari omong2 kopi lepas Ashar, kami bersepakat pada Sabtu 16 November 2019, karena juga pada tanggal itu mas Wahyu Malang Selatan ada waktu kosong untuk kita.

Kami bertiga; saya pak We, mas Insan, dan kang Fuad loading sepeda di depan ponpes Al-Hikam, sementara 3 lainnya Pace, kang Besoet n David menunggu di kantor Telkom Sawojajar. All bikes had loaded, segera mobil L-300 hitam andalan mas Wahyu meluncur ke arah Dampit, tepatnya di desa Taman Satriyan, dusun mBopong. Sampai di titik start etape_1 kira2 jam 08.00, dan
kayuhan pertama tepat jam 08.18, menuju titik finish di BoonPring Turen. Etape_1 ini berjarak kurang lebih 17 km, dengan jenis medan yang lumayan berat n extreem, karena banyak tanjakan dan turunan curam. Kondisi cuaca panas dan hari sebelumnya tidak turun hujan, sehingga banyak track berdebu yang cukup mengganggu hidung dan mata kami. Dari titik start sampai Taman Hutan Pinus Semeru (HPS), track nya sangat menantang, turunan curam berkelok-kelok, yang kalau rem belakang ditekan sepeda tetap meluncur kebawah, sedangkan jika rem depan ditekan dapat dipastikan sepeda berikut rider-nya akan “nJungkel” atau terbalik, dibutuhkan skill dan keberanian yang cukup untuk bermain disini. Ada sepenggal jalan tanah rata yang menurun dengan dropped-off alami yang bisa membuat sepeda kami terbang. Dengan sedikit “kenekatan” saya nikmati sepenggal track ini dengan konsentrasi penuh sehingga bisa larut dalam sensasi “drop n jump” yang  “very-very excited”, alhamdulillah kami semua selamat dan lolos dari track ini. Setelah melalui jalan menukik tajam dan menyeberangi sungai kering yang cukup besar, sampailah kami di area Taman Hutan Pinus Semeru. Suasana sejuk, segar, tentram langsung merasuk sekujur tubuh, seolah mampu men-trigger energy baru kedalam tubuh kami. Disini tergelar jalan tanah padat menurun cukup panjang, yang mampu menggoda siapapun untuk memacu sepedanya dengan sekuat tenaga...malang tak dapat ditolak, saat roda sepeda melibas gundukan dan terbang, grip jari-jemari kiri kang Fuad lepas dari handlebar karena tekanan akibat mendaratnya roda sepeda di tanah, jatuhpun tak dapat dihindari. Pada moment seperti ini barulah terasa bahwa Safety Outware sangatlah penting saat bersepeda AM, (Helmet, Knee/elbow protectors, gloves, Shoes), termasuk kacamata sport untuk bisa melindungi mata kita dari debu yang beterbangan, dan alhamdulillah kang Fuad sudah well prepared. Bersyukur kami masih “full team” untuk menuntaskan petualangan kali ini.

Dengan bantuan portable stove yang dibawa mas Wahyu, Kami bisa menikmati sedapnya kopi semeru yang kami beli dari petani dusun mBopong sambil beristirahat di sekitaran taman wisata BoonPring. Etape_2, adalah etape remidy karena sebelumnya sudah pernah kami lakukan, hanya saja sekarang titik startnya diatas titik start sebelumnya, sedikit agak susah karena harus “menuntun” sepeda keatas bukit. Rute ini kita sebut rute “BAHAGIA” karena tracknya menurun lurus disela-sela pohon pinus, sehingga kita bisa menikmati putaran roda sepeda tanpa harus mengayuh di tengah-tengah hutan pinus yang sejuk, yang berakhir di area Wisata Winong.

Sampai dengan akhir etape_2 waktu menunjukkan jam ± 13.30, waktunya ishoma, kami makan siang dan sholat di sekitar pasar desa Bringin. Dilanjut menuju titik start etape_3 via jalan utama menuju dusun Duwet Krajan, yang kurang lebih berjarak 11 km dari pasar Tumpang. Kurang lebih jam 15.00, kami memulai kayuhan sepeda. Track awal disuguhi oleh pemandangan hutan yang disebelah kiri kami adalah jurang yang sangat dalam, jalan setapak yang kami lalui sangat sempit, meleset sedikit bisa jatuh di kedalaman, saya pribadi tidak merekomendasikan rute ini saat musin penghujan, “take much risk”. Kalau ada track Bromo 5cm, maka saya namakan rute ini “Duwet 3cm”. Setelah menikmati jalan setapak ditengah hutan, kami keluar ke jalan raya Benjor, meng-asphalt turunan sepanjang kurang lebih 4km, sebelum masuk ke areal ladang dan persawahan, menyusuri pinggiran kali. Dan setelah memasuki perkampungan, kami kembali meng-asphalt di Jalan Wisnuwardhana, melewati Candi Jago dan Mobil Pickup kami sudah menunggu di pasar Tumpang. Overall track ini adalah “Track Rekreasi”, karena tidak ditemukan sama sekali bumpy path di descent, yang memungkinkan melakukan drop atau jump, hanya diperlukan konsentrasi dan extra hati2 pada jalan setapak yang sempit sepanjang jurang yang dalam.


Demikian sahabat gowes sharing experience kali ini, semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi bagi yang belum pernah mencoba track ini.

Salam 2rodaMTB


Sunday, November 3, 2019

GOWES LEMBAH SERIBU - COBAN TALUN

Awal November 2019, Malang sudah benar-benar masuk musim penghujan. Dan menyambut musim hujan kali ini saya mencoba mengulang track Lembah Seribu yang sudah pernah saya explore pada Januari lalu. Namun kali ini PlanRoute adalah turun di Coban Talun, tidak di desa wisata Kungkuk seperti yang sudah pernah saya sebelumnya. Rombongan gowes kali ini, saya bersama rekan komunitas gowes “ORONG2”, total kami bertujuh saya pak We, mas Boiy, nDan Mayur, mas David, pak Anang, pak Hari dan mas Abdillah. Start dimulai dari Masjid Jami’ Darussalam ds. Pandesari Pujon.

Kayuhan pertama diawali kurang lebih jam 08.00, cuaca mendung dan berkabut. Kami menyusuri jalan asphalt halus yang di beberapa bagian sedang dilakukan perbaikan, sepanjang kurang lebih 2.5 km dengan ascent yang lumayan terjal, yang dengan cepat mendorong bpm jantung saya naik sampai ke level 140an, sampai akhirnya berhenti sejenak di pohon Ringin Kembar. Disini kabut sangat tebal, jarak pandang kurang lebih hanya 20m, kami lanjut melalui track makadam dan jalan tanah yang terus menanjak. Guyuran air hujan yang baru 1-2 hari saja sudah menyebabkan jalan licin dan berlumpur, dan di beberapa bagian ada genangan air, maka semakin banyak belanja energy yang kami lakukan untuk menaklukan medan ini dibanding saat kondisi kering. Bad news-nya adalah pemandangan indah disebelah kanan kami yang dikenal dengan istilah lembah seribu tak nampak sedikitpun, sedangkan good news-nya adalah suasana bersepeda lain dari pada yang lain, seperti di negri atas awan, dan belum pernah pengalaman gowes seperti ini, sehingga menambah sensasi yang luar biasa. Extra hati2 harus terus dilakukan mengingat ada lembah yang sangat dalam disebelah kanan kami yang tidak nampak karena tertutup kabut, yang jika tak waspada bisa....

Satu lagi sobat gowes, bahwa akibat tiupan angin di ketinggian saat hujan, mengakibatkan banyak pohon tumbang menghalangi jalan, dan semak-semak berduri di kanan-kiri jalan setapak yang saling bertangkupan, bisa menggores kulit kita, dan yang lebih sayang lagi bisa merobek jersey SEVEN7 yang saya kenakan (sempat terpikir “napa gak pakai jersey yang lain saja”, he33x...). Di beberapa titik kami sempat kebingungan karena banyak persimpangan jalan yang dijumpai, rupanya mas Boiy agak2 lupa rute yang pernah dijajal setahun yang lalu, dan untungnya sepanjang gowes meskipun ditengah hutan, signal selular setia menemani kami, sehingga google maps masih bisa diandalkan untuk menjadi assistant guide kami. Ada saja bicycle technical problem disetiap gowes, sepeda mas Abdillah mengalami bocor rear shox, maka dengan segala keikhlasan hati harus rela menyelesaikan etape gowes yang masih sangat jauh dari titik finish layaknya bersepeda HardTail. Untuk problem physhic, pak Hari yang biasanya jago tanjakan sedikit mengalami kram, dan untungnya bisa segera pulih dengan istirahat sejenak, pak Budi alias nDan Mayur yang sebelumnya kami “under_estimate”, ternyata selalu ngacir didepan, dan malah saya sendiri yang sering keteteran di belakang.

Setelah melalui track sulit; berlumpur, terhalang semak dan pohon tumbang, jalan nge-rel bekas motor trail, tanjakan terjal yang tidak memungkinkan di gowes, akhirnya sampailah kami di Bukit Cinta Calindra Area Wisata Coban Talun. Hamparan kebun bunga yang luas dikelilingi hutan pinus yang berjajar rapi dengan jarak antara yang sepadan nampak sangat indah menentramkan batin, yang mampu segera mengobati rasa lelah akibat gowes selama kurang lebih 4 jam dengan jarak tempuh 14km.

Karena kepulangan kami ke Malang direncanakan untuk tetap gowes, maka sebelum turun melahap track asphalt jalan raya utama Batu-Malang, sepeda kami cuci di kali sekitar area wisata Coban talun, agar lumpur kering tidak menghalangi loncer-nya hub dan bottom bracket sepeda kami. Bumi arema kaya akan area wisata gowes dengan berbagai jenis track-nya, yang cocok untuk peng-gowes mulai kelas goweser pemula, goweser wisata sampai athlete downhill, so mari kita terus galak-kan minat bersepeda baik untuk wisata, kesehatan, maupun sport sebagai obat bahagia yang paling mudah dan murah dibeli, dan jangan bosan untuk terus explore track baru yang belum pernah dijejaki sebelumnya.

Demikian sahabat gowes yang bisa kami share, semoga bisa menjadi referensi untuk men-jajal rute/track baru bagi yang belum pernah.

Akhirnya Salam 2rodaMTB.



resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut