Sunday, September 15, 2019

GOWES CANGAR "remedy"

Jalur track Offroad Cangar-Batu adalah salah satu jalur gowes terbaik di Malangraya, disamping tracknya sendiri yang cukup menantang, juga object wisata yang dilalui, diantaranya konservasi alam milik perhutani yakni Arboretum Sumber Brantas, wisata alam Coban Talun, Taman Rekreasi Selecta yang sudah sangat populer di Indonesia. Pemandangan alam yang mempesona sepanjang perjalanan gowes adalah bonus yang luar biasa untuk membantu mengembalikan suasana hati menjadi lebih relax khususnya bagi yang mempunyai aktifitas padat di kesehariannya, diantaranya adalah hutan pinus, hamparan ladang petani sayur, sungai2 kecil yang membawa aliran air sumber mata air yang airnya sangat jernih dengan background Gunung Arjuna. Sekedar informasi, bahwa Arboretum Sumber Brantas adalah kawasan konservasi alam, berupa taman bunga dan pepohonan yang didalamnya terdapat sumber mata air yang katanya merupakan asal mula air sungai Brantas, seperti tertulis pada papan diatas sumbermata air tersebut “DARI TEMPAT INI BERASAL AIR KALI BRANTAS”. Sumber mata air tersebut mungkin adalah salah satu donor air sungai Brantas dan masih banyak sumber mata air lainnya yang juga ikut menyumbang debit kali Brantas. 

Karena itu saya tidak bosan2nya mengulang petualangan di track ini. Sabtu 14 September 2019 adalah yang ketiga dan kali ini saya bersama rekan komunitas gowes “ORONG2”, p.Hariyanto, p. Anang, dan kang Besoet. Seperti biasa start dimulai dari lokasi Pertanian Padat Karya Budi Daya Jamur yang berjarak kurang lebih 900m sebelum Pemandian air panas Cangar jika dari kota Batu. Kalau soal track mungkin tidak banyak hal baru yang bisa dikupas, karena di blog gowes lainnya sudah banyak yang menyajikan info tentang itu, termasuk tulisan saya terdahulu “Menaklukkan Tanjakan Cangar” di blog ini juga, hanya berbeda saat musim hujan yang licin dan musim kemarau yang berdebu, dan saat musim hujan jauh lebih indah karena semua tumbuhan menghijau dengan sempurna, termasuk rumput2 yang menghalangi debu. Hanya saja ada yang baru saat melintas kawasan konservasi Arboretum Sumber Brantas, pagar yang mengelilinginya bukan lagi kawat berduri usang yang bisa “di-brobosi” sebagai jalan ilegal untuk masuk ke kawasan Arboretum (he3x), kini sudah diganti pagar galvanis BRC, sehingga kami masuk melalui pintu jaga untuk meminta ijin kunjungan, dan sepeda harus diparkir disitu, sehingga tidak bisa kami bawa sampai ke sumber mata air seperti biasanya.

Dari kawasan kota Batu menuju malang, dalam upaya menghindari tanjakan, kami mengambil jalan pintas di desa Pandanrejo menuju Jalan Wukir. Saat masuk jalan Kamboja di Desa Pandanrejo, belum sampai 400m jalan kami terhalang panggung Tayub yang berdiri di tengan jalan dan menutup akses jalan tanpa celah sedikitpun, tak terkecuali untuk jalur sepeda sekalipun, beruntung ada ibu2 yang memandu kami melalui gang sempit di samping panggung. Dan beruntungnya kami menjadi tahu bahwa desa Pandanrejo adalah lumbung Strawberry, karena saat melalui gang sempit tersebut nampak banyak ibu2 yang sedang melakukan packing strawberry, tak ayal kami berhenti untuk membeli buah strawberry langsung dari tangan pertama, harganya murah banget dibanding yang jual di Alun2 kota Batu atau di Malang. Saat ngobrol dengan ibu2 tersebut, kami mendapat informasi bahwa panggung tayub tersebut dalam rangka selamatan desa atau “Merti Dusun”. Yang namanya rizki itu datangnya bisa kapan saja dan dari siapa saja tanpa kita bisa menduga sebelumnya, dalam kondisi perut lapar kami ditawari makan “berkat” selamatan, sontak kamipun menjawab “IYA”. Bermacam-macam lauk-pauk masakan khas desa tersaji dihadapan kami, dan dengan lahapnya kami bersantap, nikmatnya berlebih-lebih saat cita rasa lezat masakan bertemu dengan rasa lapar. Setelah berucap terimakasih atas “hospitality” warga Pandanrejo, kamipun menyampaikan kata pamit untuk melanjutkan perjalanan menuju rumah yang masih berjarak 15 km lagi. 

Total jarak yang saya tempuh kurang lebih 37km, dan tentunya p.Hari cs menempuh jarak yang lebih jauh lagi karena mereka finish di Perumahan Dirgantara (Sawojajar), sedangkan saya di Cengger Ayam. Karena track gowes start dari posisi 1.700 mdpl menuju 500 mdpl, maka sedikit sekali dijumpai ascent, overall menurut catatan amazfit saya, Uphill=23%, downhill=32%, flat=45%, so ini adalah track “happy-happy”. Begitulah sobat sekelumit cerita gowes saya kali ini, semoga dapat menjadikan gula2 bagi sobat gowes yang lain untuk selalu berusaha explore track gowes Malangraya. Malang adalah sorga bagi goweser, masih banyak track gowes yang mungkin belum dijelajahi, sisi barat seputaran Gunung Panderman – Gunung Banyak – Gunung Arjuna, sisi Tenggara Gunung Semeru, sisi Timur laut Gunung Bromo, sisi selatan wilayah pantai, dan sisi Barat Laut adalah lereng Gunung Kawi. Dan bagi sahabat gowes jangan segan berbagi, agar bermanfaat bagi banyak sahabat gowes lainnya. 

Terima kasih P. Hariyanto, P. Anang, Kang Besoet atas kebersamaannya dan juga warga desa Pandanrejo atas keramah-tamahannya, lain kali kita ulangi di rute yang berbeda, dan akhirnya Salam 2rodaMTB.

Sunday, September 8, 2019

GOWES WISATA COBAN JIDOR


Minggu, 8 September 2019 bersama komunitas CAD Cycling berencana turut serta FunBike HUT RINDAM V, entah kenapa tiba2 kami berubah pikiran, dan membatalkan keikut sertaan kami dan lebih memilih gowes sendiri ke Coban Jidor. Kebetulan hari itu banyak anggota yang berhalangan, sehingga hanya kami berempat saja yang bisa meluangkan waktu bersama, pak Mar, mas Fuad, Kang Parlan dan saya sendiri pak We, seperti biasa janjian di tikum POS SATPAM CAD jam 5.30, dan juga seperti biasa terjadi delay beberapa menit, dan akhirnya kami berangkat pada pukul 5.52.

Kami memilih tidak melalui jalan utama Blimbing-Tumpang, tapi mengambil jalan sulfat – Ampeldento terus masuk jalan Sunan Ampel melewati kampung dan persawahan, keluar jalan raya persis di depan Pasar Pakis, dilanjut mengaspal di jalan raya Pakis – Tumpang, sampai di jalan raya Sumber Pasir tepatnya Pangkalan Ojek KENONGO belok kiri,  pada arah ini kita bisa sampai ke banyak coban diantaranya Coban Jahe, Coban Tarzan, Coban Siuk, Coban Jodo, Coban Cinde dll, setelah kurang lebih 750 meter dari pangkalan ojek KENONGO kami jumpai perempatan, belok kanan arah Precet, terus lurus sampai desa Ngadirejo.

Jalan masuk ke coban Jidor bisa diakses dari dua titik, yang pertama adalah 200 meter sebelum kantor desa Ngadirejo, tepatnya di tandai dengan gapura ICON Kabupaten Malang, titik kedua terletak di gang masuk yang berjarak 300 meter setelah kantor desa Ngadirejo. Saya merekomendasikan melalui titik masuk pertama, karena selain jalannya flat juga pemandangannya bagus, meskipun berupa jalan single track dan perlu kehati-hatian karena sebelah kanannya adalah jurang. Nanti kita akan ketemu pintu masuk menuju Coban Jidor, kita bisa parkir sepeda disitu atau jika mau bersusah payah sepeda bisa kita bawa kebawah sampai lokasi coban. Di pintu masuk ini ada yang membuat kami kecewa, karena penjaganya menarik biaya masuk per-orang sebesar Rp.10.000 belum termasuk ongkos parkir dan tanpa memberikan karcis/ticket. Kita bisa bandingkan dengan wisata alam hutan pinus Mangunan-Bantul-Yogyakarta dengan segala fasilitasnya yang terawat, pengunjung hanya dikenakan ticket masuk Rp.3.000, sementara mengunjungi sungai di coban Jidor dikenakan ticket masuk Rp.10.000, saya rasa hal seperti ini yang membuat orang malas datang berkunjung, dan harusnya hal-hal seperti ini menjadi koreksi perangkat desa untuk menertibkannya, sehingga tidak hanya pandai meng-inisiasi pembukaan wisata alam, namun pandai juga menjaga dan meningkatkan kualitasnya. Singkat cerita dengan bersusah payah kami turun sampai lokasi coban, melalui jalan tanah curam yang sudah dibuat trap-trap sampai ke lokasi coban.

Seperti lokasi wisata alam yang sudah sering kami jumpai di wilayah kota maupun kabupaten Malang, semua kebutuhan tempat wisata seperti warung dan Toilet Umum tersedia, namun kondisinya rusak parah dan tidak bisa digunakan lagi, kami menduga bahwa keberadaan fasilitas tersebut hadir saat awal dibukanya kawasan wisata alam tersebut, namun setelah itu karena frequency kunjungan wisata sangat kecil sehingga semua fasilitas tersebut terbengkalai. Kawasan Coban Jidor lumayan asri alami, meskipun ketinggian cobannya kurang lebih hanya 10 meter, namun debitnya cukup besar. Suasana asri tersebut membuat kita bisa betah berlama-lama berada disana.

Gowes kali ini menempuh jarak kurang lebih 24.3 Km yang hampir tidak ada turunan sama sekali, namun bagusnya sepanjang rute adalah jalan aspal mulus. Bagi sahabat gowes yang ingin menikmati kesejukan coban Jidor, rasanya informasi yang saya sampaikan diatas cukup membantu sebagai guidance untuk menuju kesana.
 
Akhirnya salam 2rodaMTB

resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut