Dipilihnya Gunung Welirang kali ini adalah karena puncaknya
merupakan salah satu puncak di Pulau Jawa dengan ketinggian diatas 3.000 mdpl,
atau sudah masuk kelas elite 3.000-an...he3x. Terdapat 2 jalur yang biasa diambil para pendaki untuk
mencapai puncak welirang, yaitu jalur Cangar/ Sumber Brantas dan jalur Tretes/
Prigen, jalur Cangar relatif lebih pendek jaraknya dibanding jalur Tretes,
karena start pendakian jalur Cangar berada di ketinggian 1.700-an mdpl,
sementara di jalur Tretes kita mulai pendakian dari ketinggian 800-an mdpl. Disamping
kedua jalur tersebut, kita juga bisa melalui jalur tak resmi rute Kaliandra/
Taman Safari, jalur ini sebenarnya untuk akses pendakian Gunung Arjuna, dimana
biasanya nge-camp di Lembah Kidang sebelum summit attack, namun karena jarak
Lembah Kidang ke Pos 3 Welirang (Pondokan) hanya 30 menit perjalanan, maka
jalur ini juga sangat ideal untuk mencapai puncak Welirang, disamping kita juga
mendapat bonus keindahan lembah Kidang, dan untuk pendaki yang ingin
menaklukkan Puncak Welirang dan Arjuna secara berurutan maka lembah kidang
adalah base camp paling ideal. Namun sayangnya, meskipun rute Kaliandra ini
termasuk rute pendek, namun track yang ditawarkan sungguh menyiksa lutut,
karena medannya sangat terjal berupa batu berundak.
Tidak seperti pengalaman Tek-Tok Lembah kidang dari Kaliandra (Kawasan Wisata Jendela Langit) yang sudah pernah saya lakukan sebelumnya, dimana backpack kita kurang lebih hanya 3kg saja, namun kali ini pundak, pinggang, dan kaki ini dibebani carrier dengan beban 13Kg, baru seperempat perjalanan rasa-rasanya kaki ini tak akan bisa menginjak lembah kidang, namun karena semangat pantang menyerah, sampai juga kami ke Lembah Kidang, dengan catatan bahwa ditengah perjalanan beban carrier saya 1.5 kg pindah ke pundak PakDhe. Jika sebelumnya dengan sangat santai kami membutuhkan waktu kurang dari 6 jam untuk sampai di lembah Kidang, maka kali ini kami sampai harus butuh waktu lebih dari 7 jam. Cerita perjalanan Jendela Langit - Lembah Kidang tidak perlu saya kupas pada tulisan kali ini, sobat dapat check pada tulisan saya sebelumnya “Trekking Lembah Kidang Lereng Arjuna”. Pada kesempatan kali ini saya akan ulas trekking dari lembah kidang menuju puncak Welirang 3.156 mdpl.
Kondisi cuaca di lembah Kidang sangat cerah, bulan pucat
sudah terlihat sejak kami sampai di area camp, namun saat kami mendirikan tenda
tiba-tiba saja tetesan air yang cukup rapat jatuh menerpa kami, kerena
datangnya kabut yang tiba-tiba, dan uap airnya mengembun menetes bagai hujan,
namun tidak berlangsung lama dan segera berhenti berganti dengan udara yang sangat
cerah. Yang paling menyenangkan saat berkemah di Lembah kidang adalah adanya
sumber air, meskipun kecil namun terus mengalir, sehingga kita tidak perlu
susah membawa air bersih dari bawah, kemudian untuk kebelakang kita bisa
membersihkan diri dengan air karena tidak semua orang bisa membersihkan diri
dengan tissue selesai BAB, juga kita bisa membersihkan badan selepas berpeluh2
sehingga saat tidur ditenda menjadi nyaman. Untuk membuat api unggun saat malam
hari, material tersedia melimpah, mulai dari trigger pembakaran dari daun
cemara kering dan bahan utamanya kulit kayu pohon cemara yang mengelupas sangat
mudah didapatkan berserakan dibawah pohon-pohon cemara. Sepanjang malam kami
berkemah cuaca sangat cerah, tiada kabut turun sedikitpun, bulan meskipun tidak
penuh, bersinar dengan sangat terang sehingga dapat menyinari area lembah kidang
dengan baik. Suasana hening, ditengah hutan, di ketinggian, saat terang bulan malam
minggu hanya kami nikmati bertiga saja,
MB, pakDhe, dan saya sendiri....mahal harganya masbro mbaksis, sangat langka
untuk bisa mendapatkan yang seperti ini. Setelah api unggun menyala, disamping
memberikan kehangatan, juga mengambil alih peran kompor yang kita bawa, kami
masak dengan sumber panas dari bara api unggun. Setelah menikmati santap malam
dibawah sinar bulan, dan menikmati suasana lembah Kidang di malam hari,
akhirnya kami merebahkan badan di tenda untuk persiapan summit attack Welirang
keesokan harinya.
Pendakian Puncak welirang start dari lembah kidang membutuhkan waktu kurang lebih 3.5 jam dengan jarak tempuh sekitar 6 Km, sementara untuk turun sampai kembali ke Lembah Kidang kami butuh waktu sekitar 2.5 Jam, kira-kira pukul 13.00 kami sudah berada kembali di kemah kami. Rencana turun jam 14.00, ternyata tidak terlaksana, mengingat kondisi tubuh sudah sangat lelah, siksaan sebenarnya bukan hari ini, namun terjadi kemarin saat memanggul carrier dari Jendela Langit menuju Lembah Kidang. Karena terlena istirahat yang kebablasan, kami turun dari lembah kidang pukul 16.30.
Karena sudah prepare dengan perjalanan malam, kami sengaja memulai perjalanan dengan santai, menikmati suasana senja di pegunungan, dengan
suasana yang berbeda tentunya. Meskipun sinar bulan mengiringi perjalan kami,
namun kami sudah harus menyalakan senter sebelum sampai di MPS, karena jalan
setapak kami sudah tak nampak jelas. Selepas MPS kami harus extra hati-hati, mengingat track
batu berundak sangat curam, ditambah tingkat kelelahan yang cukup parah, yang
mempengaruhi keseimbangan kami, beberapa kali kami harus berhenti beristirahat
di kegelapan, namun dengan bonus menikmati kerlap-kerlip lampu Prigen,
Pandaan,dan kota disekitarnya, yang nampak Indah dan tentunya pemandangan
seperti ini sangat langka bagi kami. Salut untuk pakDhe rekan yang paling
senior, namun staminanya paling tangguh diantara kami, yang rela membawa beban
paling berat. Sesampainya di pipa besar diatas niagara Gumandar, ibarat air
ledeng stamina kami tidak lagi mengucur namun jatuh stetes demi stetes yang menggambarkan
kelelahan yang sangat. Dengan kondisi lutut rekan MB yang terasa nyeri, maka
semakin menahan laju langkah kami. Dari kejauhan kami sempat melihat penjaga
parkir di Kawasan Wisata Jendela Langit memberikan kode arah dengan menyorotkan
kedip lampu yang cukup terang, kamipun membalasnya menandakan kami masih dalam
arah track yang benar, mereka memberikan kode mungkin karena khawatir kami
tersesat, karena 2 minggu sebelumnya ada pasangan suami istri yang tersesat
saat turun malam ketika trekking ke lembah Kidang, bahkan sampai harus dijemput
keatas oleh penjaga parkir Jendela Langit. Alhamdulillah, puji syukur Yaa
Allah, setelah kurang lebih 5 jam, kami sampai di area parkir mobil tepat pukul
21.30.
Sesampainya dibawah kami mendapati penjaga parkir masih
terjaga, sempat beberapa saat kami ngobrol sambil melepas lelah, sebelum
menginjak tuas gas untuk mengantarkan kami menuju Malang. Kira-kira pukul 23.00
kami sampai kembali di Malang dengan selamat, kami berpisah di jalan Ahmad
Yani, saya langsung pulang menuju rumah, sementara pakDhe dan MB kearah
Sawojajar. Seberat apapun yang telah kami lalui, tidak akan pernah menyurutkan
semangat kami untuk melakukan hal yang sama pada kesempatan yang akan datang.
Di ketinggian lereng dan puncak gunung, di sela-sela rerimbunan hijaunya daun
pepohonan hutan, di tengah padang sabana, desiran angin yang menerpa dedaunan
hingga suaranya terdengar syahdu di telinga juga hembusannya lebut membelai
tubuh kita, dan suasana hening yang semuanya membangkitkan kedamaian yang tiada
tara.
Tuhan telah menciptakan Indonesiaku dengan sangat indah,
akan sangat bersalah jika kita tak mau menikmati karunia ini.
Akhirnya, Salam 3AngleTOP
0 comments:
Post a Comment