Di Malang Raya terdapat area wisata air terjun yang diberi
nama Coban pitu, atau Sumber Pitu, atau Coban Sumber Pitu, atau Coban Gerojogan
Pitu, begitulah orang menyebutnya, jadi jangan bingung. Sobat juga jangan sampai
salah dengan yang dimaksud Coban Pitu tersebut, karena terdapat di dua tempat
di Kabupaten Malang, satu diujung barat yaitu di desa Pujon Kidul Kecamatan
Pujon, yang satunya lagi diujung timur yakni di desa Duwet Krajan Kecamatan Tumpang.
Keduanya sama-sama eksotik, memiliki pesonanya masing-masing.
Kali ini petualangan team Blakrak-an adalah explorasi Coban
Pitu yang berada di Pujon. Pada gowes kali ini lumayan rame, Sawojajar Area
menyumbang 4 peserta, dari Sukun dan Wagir ada 4 peserta, serta Cengger Ayam
Grup 3 peserta, sehingga totalnya 11 peserta. Kami menggunakan 2 Loading Pickup
sampai Kantor Telkom Batu, meskipun awalnya start direncanakan dari Patung Sapi
Pujon, dan karena menurut pak Hari terlalu cemen kalau start diatas, maka gowes
diputuskan diawali dari Kantor Telkom Jalan Diponegoro Kota Batu.
Menyisir jalan raya Batu-Pujon dengan sepeda MTB ternyata
lumayan mengasyikkan, dan juga tidak terlalu berat, kenapa saya katakan ini,
karena jalur ini biasanya dilibas oleh sobat goweser dengan sepedah RB. Rute
ini sangat cocok untuk melatih endurance kita, karena rute sepanjang 7.6 Km
berakhir di patung sapi Pujon, dengan elevation gain 308 m, naik secara bertahap
dan smooth. Saya melahapnya dalam waktu kurang lebih 35 menit, sementara Pak
Dhe jauh di depan saya, mungkin dia hanya butuh sekitar 30 menit untuk
menuntaskan etape pertama ini. Dan seperti biasanya anggota termuda kami mas
Insan, keteran di belakang, meskipun begitu dengan semboyan “alon-alon asal
kelakon” sampai juga dia di Patung Sapi ditemani Pak Edy Arifin.
Istirahat sejenak di patung Sapi, sambil ngobrol dengan
beberapa sahabat goweser RB yang kami temui juga sedang beristirahat disana.
Setelah hampir 20 menit kami beristirahat, Etape ke-2 dilanjutkan ke arah Desa
Wisata Coban Kidul, setelah menempuh jarak 2.6 Km, tepatnya di depan Masjid An –
Nur, kami belok kiri menuju lokasi Coban Pitu. Sampai disini jalan masih sangat
bagus, asphalt dan beton cor halus, kemudian setelah melewati perkampungan
terakhir, barulah kami jumpai jalan makadam yang terus menanjak, meskipun
tanjakannya cukup landai namun konsisten menanjak tanpa turunan sama sekali, yang
dikenal dengan istilah ketemu TANTE (Tanjakan Terus). Menapak jalan makadam
menanjak sangat menguras tenaga, karena roda terjebak diantara batu makadam,
kemudian untuk memutarnya butuh sentakan agar melompati batu yang menjebaknya,
sentakan-sentakan kecil yang konsisten dan terus menerus tersebut cepat
menyedot habis energy kami. Etape-2 ini berakhir di parkiran motor Coban Pitu,
dimana gowes sejak dari patung Sapi sampai disini menempuh jarak 6.4 Km.
Etape-3 dimulai dari Parkiran Motor sampai Coban Pitu, track
ini sebetulnya adalah jalur TREKKING bukan untuk gowes, namun karena kami
sebelumnya belum pernah kesini, maka dengan PD-nya sepeda terus kami gowes.
Benar saja, setelah kurang lebih 50 meter kami lalui, tak satupun dari kami
sanggup mengayuh pedal sepeda, dikarenakan jalurnya adalah tanah yang “nge-Rel”
(bekas roda motor) ditambah debu dan tanjakannya terjal. Akhirnya dengan sangat
terpaksa, sepanjang kurang lebih 1.8 Km kami TTS (Tuntun-Tuntun Sepeda) sampai
titik sebelum turun ke coban. Dan karena jalur turun ke Coban sangat curam,
maka sepeda kami tinggal diatas, dan kami turun dengan membawa ransel dan botol
minum saja.
Setelah kami melewati turunan jalan tanah berundak, akhirnya
kami disambut oleh air terjun yang cukup deras dengan background tebing batu
padas yang sangat bagus, .....woo sudah sampai di Coban Pitu pikir saya, eh
ternyata itu adalah Coban Siji (1), dan setelah saya persis berada didepan
Coban Siji, kami putar badan...nun jauh diatas ada tebing tinggi yang dirambati
dedaunan yang menghijau lebat dengan tujuh air terjun kecil yang menghiasi
terlihat sangat indah, itulah ternyata Coban Pitu.
Tak perlu menunggu lagi, saya dan mas Boiy langsung naik
menuju atas tanpa menghiraukan keberadaan Coban Siji yang sebetulnya juga
sangat bagus, karena tujuan utama kami adalah menyaksikan Coban Pitu.
Alamak....untuk sampai di Coban Pitu, kami harus mendaki anak tangga tanah
berundak yang sangat terjal yg tak terhitung jumlahnya, berkali-kali kami harus
berhenti untuk ambil nafas setelah melalui beberapa anak tangga, karena saking
terjal dan tingginya. Akhirnya kami bisa berada sangat dekat dengan air terjun
Coban Pitu, namun sayangnya tempat yang tersedia untuk menikmati air terjun ini
sangat sempit, dan cenderung basah karena jaraknya yang terlalu dekat dengan
jatuhnya air. Setelah beberapa jepret-an foto, saya segera turun menuju Coban
Siji lagi. Karena turunan yang sangat curam, sebaiknya sobat menfaatkan tali yg
telah dipasang sepanjang jalur turunan, untuk menjaga keseimbangan badan dan
bisa sebagai pengaman apabila terpeleset. Akhirnya saya bersama rekan2 yang
lain beristirahat di saung yang terletak di sebelah barat Coban Siji, sambil
menikmati bekal makanan yang kami bawa dari rumah dan menunaikan sholat Dhuhur
di tempat yang sudah tersedia di shelter tersebut. Saat kami disini, ada 2
kelompok pengunjung yang jumlah totalnya kalau saya gak salah ingat sebanyak 8
orang. Hampir dua jam kami berada di lokasi coban, untuk menikmati indahnya
coban dan suasana alam dengan gemercik air terjun yang sangat eksotis.
Perjalanan pulang kami lalui pada jalur yang sama, dimana
saat berangkat sepeda dituntun karena otot kaki tidak mampu melahap tanjakan,
saat pulangpun dibeberapa bagian jalan, sepeda kami tuntun karena turunannya
yang sangat tajam, “naik gak kuat turun takut”, ......capek deh. Saran saya
bagi pengunjung Coban Pitu, baik gowes atau naik sepeda motor, sebaiknya
manfaatkan lokasi parkir, dari sini kita bisa trekking ke lokasi Coban, hal ini
saya kira lebih nyaman dari pada tuntun-tuntun sepeda di jalan menanjak dengan
kondisi badan yang sudah letih.
Terakhir, saya sampaikan terima kasih untuk kebersamaannya
kepada sahabat-sahabat saya, pak Hari, pak Anang, pak Dhe, mas Boiy, pak Edy, mas
Insan, mas Fuad, dan 3 rekan yang baru
pertama kali blakrak-an bersama saya mas Iwan, mas Angga dan pak guru Kris.
Jangan kapok gabung bersama kami, meski gaya blakrak-an kami agak bonek dan tak
kenal waktu.
Sampai jumpa pada explorasi rute gowes berikutnya.
Salam 2rodaMTB
0 comments:
Post a Comment